ASAL USUL KEJAYAAN DUNIA BARAT BERASAL DARI DUNIA ISLAM

Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika Dunia Islam berjaya pada abad 7 s/d  10 M, justru dunia Barat dalam masa kegelapan. Dunia Barat kmudian mulai mengenal Rasionalisme justru setelah islam berkembang pesat di Andalusia/Spanyol. Mereka mencari ilmu di pusat-pusat islam di Spanyol. Setelah itu mereka menerjemahkan ilmu-ilmu dari dunia isla melalui ‘Hous of Wisdom” semacam Baitul Hikmah di Bagdad yang didirikan oleh Al-Ma’mun abad 8 M. Dari usaha  itulah dunia Barat terus marangkak menuju zaman Renaisance.

Mengenai jatuhnya Granada yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan ini, ilmuwan sekelas Emmanuel Deutch berkomentar,

“Semua ini memberi kesempatan bagi kami (bangsa Barat) untuk mencapai kebangkitan (renaissance) dalam ilmu pengetahuan modern. Oleh karena itu, sewajarnyalah jika kami selalu mencucurkan airmata manakala kami teringat saat-saat terakhir jatuhnya Granada.” (M. Hashem, Kekaguman Dunia Terhadap Islam, hlm. 100)

Perkembangan Iptek (masih ngopi utuh2 dari artikelnya islamuda.com )

Membicarakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Spanyol, tak bisa lepas dari kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke kawasan Eropa itu. Tak bisa juga dipisahkan dari kajian etika serta syari’at Islam yang didakwahkan para da’i. Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Spanyol: Pengetahuan itu satu karena dunia juga satu, dunia satu karena Allah juga satu. Prinsip “tauhid” semacam ini yang menjadi koridor berpikir para ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains dan teknologi.

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DUNIA BARAT

Pada abad ke-16 dan ke-17 banyak negara Eropa yang telah berhasil menemukan bentuk dan identitasnya serta telah menjadi negara nasional. Kuat atau tidaknya posisi mereka di dalam negeri banyak ditemukan oleh masalah-masalah luar negeri.

Sementara itu, semua pemecahan permasalahan di dalam negeri memerlukan biaya yang cukup besar.

Pada abad-abad ini kegiatan perdagangan yang semula berada di Laut Tengah berpindah ke lautan yang lebih luas yaitu Samudera Atlantik. Dalam kegiatan perdagangan ini bangsa Spanyol, Belanda, Inggris, dan Perancis berhasil mendapatkan keuntungan dari pusat-pusat perdagangan yang sangat strategis dari daerah kekuasaannya. Raja-raja penganut merkantilisme itu di antaranya: Karel V dari Spanyol, Elizabeth dari Inggris, Prins Maurits yang pada waktu itu menjadi wali negara di negara Belanda, Louis XIV dari Perancis. Kekayaan akan logam mulia mengalir ke Eropa terutama melalui negara Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris.

Merkantilisme merupakan cara untuk mengatur kegiatan ekonomi dalam pertumbuhan kapitalisme pada awal zaman modern di EropaPoros  Berlin-Roma-Tokyo

Poros Berlin   Roma   Tokyo ditandai dengan semangat Chauvinisme, yaitu ajaran yang dikatakan oleh Bierte Chauvin dari Perancis. Ajaran ini mengatakan bahwa bangsa yang ditakdirkan lebih unggul dari bangsa-bangsa lain berhak untuk menguasai bangsa-bangsa lain.

Sekalipun Jerman sering dijuluki “negara imperialis yang kesiangan”, namun ia dapat menguasai beberapa daerah jajahan antara lain

(1)        Togo

(2)        Kamerun

(3)        Nabibia Afrika Barat Daya

 REFORMASI  GEREJA

a. Ajaran Martin Luther

Pada tahun 1517 Martin Luther membuat 95 dalil yang menentang ajaran Kristen Katolik. Ia mengajarkan bahwa Gereja itu merupakan kumpulan orang-orang yang percaya (pemeluk agama Nasrani) dan Yesus Kristus sebagai kepalanya. Maka dari itu, kepala Gereja seperti Paus tidak diperlukan lagi.

Karena ajaran Martin Luther bertentangan dengan ajaran Katolik, maka atas desakan Paus, Kaisar Charles V mengundang Martin Luther datang di Reigchstag di Worms (1520), untuk melepaskan ajaran-ajaran yang dianggap keliru oleh Gereja Katolik. Ia menerangkan bahwa jika ajarannya itu bertentangan dengan Injil, ia sanggup untuk melepaskannya. Tetapi karena tidak ada yang dapat membantahnya, maka Martin Luther menyatakan melepaskan hubungannya dengan kekuasaan Gereja. Martin Luther sebenarnya telah melepas hubungannya dengan kekuasaan Gereja sebelum terjadinya peristiwa Worms, yaitu ketika Martin Luther membakar surat kutukan Paus.

Walaupun ajaran Martin Luther dianggap keliru oleh Reigchstag, akan tetapi dengan hati yang tabah ia tetap memegang dalil-dalilnya. Sejak itu ia dianggap musuh negara (siapapun juga boleh membunuhnya). Ketika Martin Luther kembali, ia dibawa oleh Friedrich (raja Sachsen) dan diberi perlindungan di kota Wartburg. Ditempat ini Martin Luther menterjemahkan kitab injil dari bahasa Latin kedalam bahasa Jerman. Hal ini menimbulkan dua akibat yang penting, yaitu: pertama, sejak itu bahasa dan kesusasteraan Jerman tedorong untuk berkembang. Kedua,Injil dapat dibaca dan diselidiki oleh tiap-tiap orang,sehingga mereka dapat mempunyai pandangan tersendiri terhadap ajaran Kristen. Untuk selanjutnya Martin Luther membentuk agama Protestan

Sifat umum agama Protestan adalah memperbolehkan siapapun mempelajari dan menyelidiki Injil, serta menempatkan manusia langsung dihadapan Tuhan. Pemeluk agama Protestan ini juga sangat mementingkan perseorangan dan kemerdekaan dalam hidup dan berpikir. Kemerdekaan berpikir biasanya akan menimbulkan pemberontakan terhadap penguasa dan apabila tidak mampu memberontak maka mereka pindah ke tempat lain agar dapat hidup dan berpikir secara leluasa dan merdeka, seperti perpindahan bangsa Inggris ke Amerika Utara.

Dengan demikian, pembaharuan agama Kristen dipelopori oleh Martin Luther ini sering disebut dengan istilah Reformasi Gereja.

b. Ajaran Calvin 

John Calvin adalah seorang ahli hukum yang lahir di Noyon, Perancis pada tahun 1509. Calvin mengajarkan bahwa gereja dipisahkan dari kekuasaan pemerintahan duniawi.

c. Agama Anglican di Inggris

Pada mulanya raja-raja Inggris memeluk agama Katolik. Ketika Raja Henry VIII Tudor berselisih dengan Paus, karena Paus tidak mau memberi izin Raja Henry VIII untuk bercerai dengan permaisurinya, maka Raja Henry VIII melepaskan hubungan gereja Inggris dengan Roma. Sejak itu antara Gereja Inggris dengan Roma sudah tidak punya hubungan lagi. Oleh karenanya, yang menjadi kepala agama bukan lagi Paus, melainkan raja Inggris dan agamanya disebut Anglican.

Para reformator lainnya sebagai pendahulu dari Martin Luthe dan Jean Calvin diantaranya Jan Hus dari Bohmia, John Wycliffe dari Inggris (abad ke-14), Peter Waldo dari Perancis (abad ke-12). Ketiga tokoh reformator ini dianggap pelopor Protestan pertama

d. Gerakan Kontra reformasi (counter Reformation)

Salah satu implikasi dari gerakan kontra Reformasi tertuang dalam bentuk seni barok. Kata barok berasal dari bahasa Italia yaitu barocco, artinya mutiara yang tidak rata bentuknya. Seni barok ini muncul pertama kalinya pada zaman Renaissance. Seni barok ini berkembang pesat di Italia, Spanyol, Jerman, dan Polandia. Muncul pula pelukis-pelukis terkenal pada masa ini seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo.

Untuk dapat mengatasi keadaan seperti itu diselenggarakan perjanjian perdamaian agama di Augsburg (1555). Pada tahun 1618 pecah perang agama yang berlangsung selama 30 tahun dan berakhir pada tahun 1648. Kemenangan berada dipihak Protestan dan selanjutnya diadakan lagi perjanjian perdamaian agama di Westphalen.

REVOLUSI INDUSTRI

Peralatan yang digunakan memakai sistem bari berjalan atau running the belt dan dijalankan secara mekanis (mesin-mesin).Selain itu juga didukung oleh modal yang besar dan tenaga buruh yang murah serta daerah pemasaran yang luas.

a. Kehidupan Sosial Ekonomi Eropa Pada Masa Pra Revolusi Industri

Karena perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam, maka kesempatan bagi para pedagang Non-Islam untuk melakukan aktivitasnya menjadi terhambat.

Namun akibat meletusnya Perang Salib (1096-1291) kontak antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia lainnya) mulai hidup kembali. Keadaan ini bertambah ramai dengan munculnya kota-kota dagang, seperti Genoa, Florence, Venesia, dan lain-lain yang menjadi pusat-pusat perdagangan di daerah Eropa bagian selatan.

Sekitar tahun 1200, home industry semakin cepat berkembang dan bahkan mereka membentuk kelompok-kelompok dalam bentuk gilda (suatu persekutuan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan dari pemerintah tentang kebebasan di dalam berusaha).

Pada sekitar tahun 1350 di Eropa mulai berkembang perserikatan kota-kota dagang yang disebut dengan hansa.

Sejak abad ke-14, Inggris di bawah perlindungan Raja Edward III mulai membangun industri-industri laken (sejenis kain wol).

b. Revolusi Industri di Inggris

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris sangat maju karena didukung oleh faktor keamanan dan politik Inggris. Faktor penentu lain adalah penemuan yang dilakukan oleh Abraham Darby (seorang insinyur berkebangsaan Inggris) yang berhasil menggunakan batu bara (coke) untuk melelehkan besi dan mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna. Juga penemuan mesin uap oleh James Watt (insinyur berkebangsaan Skotlandia) pada tahun 1763.

 c. Para Penemu dan Hasil Temuannya

Penemuan besar yang merupakan awal peradaban modern menonjol pada mesin tenun dan kain. Isaac Merrit Singer dari Amerika Serikat berhasil memperbaiki sebuah mesin jahit rusak dan membuat model yang lebih baik. Ia kemudian mendirikan sebuah industri yang bernama I.M Singer and Company. Dalam tahun 1860, perusahaan ini merupakan mesin jahit terbesar di dunia. Penemuan besar lainnya adalah penemuan mesin cetak. Blaise Pascal (seorang filsuf dan ahli matematika berkebangsaan Perancis) menemukan mesin hitung pada tahun 1642. James Watt adalah Bapak Revolusi Industri. Modernisasi kehidupan mendapat arah baru ketika pada tahun 1796 ia memperkenalkan mesin uapnya yang menggunakan kondensor. George Stephenson membuat lokomotif yang pertama kali dikendarai pada jalur yang menghubungkan Liverpool ke Manchester pada tahun 1830. Lokomotif ciptaannya diberi nama Rocket. Ia adalah pelopor dan organisator perusahaan kereta api penumpang.

Nicholas Joseph Cugnot (Perancis) dan Gottlieb Daimler (Jerman) berhasil memperkenalkan mobil yang digerakan dengan tenaga uap. Kemudian Henry Ford dari Amerika Serikat membangun pabrik mobil di Detroit pada tahun 1876. Perusahaan itu diberi nama Ford Motor Company.

Penemuan-penemuan di atas didukung pula oleh penemuan para pakar di bidang kimia. Di antaranya adalah Charles Goodyear dari Amerika Serikat yang menemukan cara memvulkanisir karet campuran dengan belerang, agar karet menjadi keras.

d. Akibat Revolusi Industri

Revolusi Industri membawa akibat yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia, seperti:

–       Munculnya industri secara besar-besaran.

–       Timbulnya golongan borjuis dan golongan buruh. Pertentangan antara kedua golongan tersebut menimbulkan sosialisme dan kemudian komunisme.

–       Terjadinya urbanisasi, di mana penduduk daerah pertanian berduyun-duyun pindah ke kota-kota industri untuk bekerja sebagai buruh perusahaan sehingga lahan pertanian menjadi kosong, sedangkan daerah industri sangat padat pendudukannya.

–       Timbulnya kapitalisme modern. Kapitalisme adalah susunan ekonomi yang berpusat pada keberuntungan perseorangan, di mana uang memegang peranan yang sangat penting.

Kapitalisme Modern (Modern Capitalism)

Di dalam kapitalisme modern ini, si kapitalis merupakan produsen (pembuat barang-barang), pedagang dan pembagi barang-barang (distributor). Sebagai produsen ia membutuhkan bahan mentah untuk kebutuhan industri, serta sebagai pedagang atau pembagi barang-barang hasil produksi industri ia membutuhkan pasar. Untuk menjamin kebutuhan-kebutuhan itu ia mempengaruhi politik negaranya supaya mendapat tanah-tanah jajahan yang dapat digunakan sebagai sumber pengambilan bahan mentah dan pasar barang industri. Oleh karena itu, akhirnya apa yang disebut dengan kapitalisme modern terjadi.

Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism)

Dalam pelaksanaan imperialisme kuno, negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh gold (kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak), gospel (penyebaran agama yang dianutnya) dan glory (mendapatkan kejayaan negeri induknya). Mereka menduduki suatu wilayah sebagai daerah jajahan untuk menyebarkan agama, mencari kekayaan dan sekaligus menambah kejayaan negeri induk. Sehingga gold, gospel dan glory merupakan inti dari imperialisme kuno

Imperialisme Modern (Modern Imperialism)

Negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran bagi barng-barang hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern.

e. Revolusi Sosial di Inggris

Kenyataan tentang kaum buruh dan rakyat gembel yang tercantum dalam laporan terbukti melebihi apa yang digambarkan oleh penulis itu, sehingga pemerintah terpaksa bertindak tegas walaupun ditentang oleh kaum majikan atas dasar laissez faire.

Keadaan rakyat gembel di Inggris sangat menyedihkan. Mereka berjejal-jejal di tempat-tempat yang kotor atau berkeliaran mengganggu keamanan. Kejahatan semakin merajalela dan memuncak menjadi Carnaval of Crime (pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan oleh kalangan buruh atau pengangguran, sebagai akibat kesulitan mendapat biaya hidup).

Kekalahan Napoleon tahun 1815, berarti pula dihapusnya Continental Stelsel. Dengan  adanya Combination Laws tahun 1824, maka hampir di seluruh kota-kota industri di Inggris timbul serikat sekerja (Trade Union) yang bertindak sangat agresif, namun kurang paham terhadap pentingnya berorganisasi, sehingga akhirnya merugikan diri sendiri. Gerakan Chartisme (1848) juga mengalami kegagalan, karena lebih mementingkan agitasi daripada organisasi. Akhirnya Trade Unionism maju dengan pesat dan berkembang menjadi suatu kekuasaan yang dapat mengimbangi kekuasaan kapitalis.

f. Industrialisasi dan Imperialisme

Dalam memenuhi kebutuhan industrinya, setiap negara imperialisme selalu ingin mendapatkan daerah-daerah jajahan yang diinginkan untuk:

a. tempat pemasaran hasil industrinya

b. tempat pengambilan bahan mentah atau bahan baku

c. tempat penanaman modal lebih.

Perkembangan politik imperialisme Inggris mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901) yang didampingi oleh menteri-menteri utama seperti William Ewart Gladstone, Palmerstone, Benjamin Disraeli, Joseph Chamberlaine, Cecil John Rhodes. Atas jasa dari Disraeli, Inggris pada tahun 1875 berhasil menguasai Terusan Suez dan tahun 1876 Ratu Victoria dinobatkan menjadi Maharani India (The Empires of India).

Perjanjian Konstantinopel tahun 1887 diantaranya :

1) Terusan Suez harus tetap terbuka untuk semua jenis kapal dagang negara manapun baik dalam keadaan perang maupun damai

2) Dilarang mengadakan blokade atau serangan kepada Terusan Suez

REVOLUSI  PERANCIS

a. Keadaan Eropa sebelum Revolusi Perancis

Salah satu ajaran yang berpengaruh di Eropa sebelum Revolusi Perancis adalah ajaran Niccolo Machiavelli. Ajarannya mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Ia menulis dalam bukunya yang berjudul II Principe (atau The Prince artinya Sang Raja). Dalam bukunya digambarkan tentang kekuasaan seorang raja yang absolut dengan kekuasaan tak terbatas terhadap suatu negara, termasuk harta dan rakyat yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Ajaran Machiavelli berkembang di Eropa sekitar abad ke-17 dan dianut oleh raja-raja dari Eropa seperti Raja Frederick II, Tsar Peter Agung, Kaisar Joseph II, Raja Charles I dan juga raja-raja Louis dari Perancis.

Raja Frederick II (1740-1786) dari Prusia

Di dalam usaha untuk membina kekuasaan yang tak terbatas, Raja Frederick II memajukan dan memperkuat sebuah Kerajaan Prusia agar menjadi sebuah kerajaan terkuat di Jerman. Politik Bismarck adalah Darah dan Besi (Druch Blut und Eisen), yaitu berusaha untuk memajukan negaranya dengan cara membangun industri secara besar-besaran dan juga diimbangi dengan pembangunan angkatan perang yang kuat.

Tsar Peter Yang Agung (1689-1727) dari Rusia

Dengan kekuasaan penuh di tangannya, Tsar Peter Yang Agung berusaha untuk memajukan Kerajaan Rusia melalui beberapa cara, di antaranya mendatangkan teknisi-teknisi dari beberapa negara untuk membangun industri-industri di Rusia seperti: industri kapal, senjata, dan membangun armada-armada dalam usaha untuk memperkuat negaranya. Politik Tsar Peter Yang Agung yang terkenal adalah Politik Air Hangat. Politik Air Hangat adalah politik untuk mencari pelabuhan-pelabuhan yang tidak membeku pada musim dingin. Dengan politik air hangat ini Tsar Peter membangun kota baru di laut Baltik yang diberi nama ST. Petersburg. Kemudian kota ini dijadika sebagai ibu kota kerajaan Rusia, dan setelah revolusi Rusia tahun 1917 kota ini diubah namanya menjadi Leningrad.

Raja Charles I (1625   1649) dari Inggris

Raja Charles I ingin membentuk kekuasan absolut di negerinya, tetapi usaha raja ini mendapat tantangan hebat dari parlemen di bawah pimpinan Oliver Cromwell. Akhirnya inggris diubah menjadi Republik dengan Cromwell sebagai kepala negaranya dan bergelar Lord Protector. Tindakan-tindakan yang diambil oleh Cromwell adalah sebagai berikut :

a.         Raja Charles I dihukum mati.

b.         Inggris diubah menjadi Republik (1649-1660)

c.         Mengangkat dirinya sebagai kepala negara.

Dalam perkembangan selanjutnya kekuasaan parlemen semakin bertambah kuat dan pada tahun 1689 parlemen berhasil memaksa Ratu Merry untuk menandatangani piagam Bill of Right (Piagam Hak Azasi). Peristiwa Bill of Right ini merupakan suatu perubahan yang sangat besar dan mendasar tanpa pertumpahan darah dengan  hasil yang gemilang, sehingga sering disebut dengan Glorious Revolution (revolusi yang maha agung).

b. Absolutisme di Perancis

Di dalam bidang ekonomi, Menteri Jean Baptiste Colbert (1622-1683) sangat besar jasanya dalam melaksanakan politik ekonomi Merkantilisme. Sehingga pada masanya sering disebut dengan masa Colbertisme. Semua kewajiban perdagangan dan perekonomian diatur oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendapat keuntungan dalam jumlah yang sangat besar. Pada masa kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715) kekuasaan absolutisme Perancis mencapai puncak kejayaannya. Terbukti dengan beberapa langkah yang ditempuh oleh Raja Louis XIV dalam masa pemerintahannya, diantaranya

1. Mematahkan benteng-benteng kaum Calvinist yang merupakan negara-negara kecil di dalam lingkungan kerajaan Perancis.

2. Menghapuskan kekuasaan kaum bangsawan feodal dan raja-raja vasal, sehingga mereka tinggal menjadi tuan-tuan tanah.

3. Fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat dihapuskan pada pemerintaha Raja Louis XIV.

Ciri-ciri pemerintahan Raja Louis XIV adalah sebagai berikut :

1. Memerintah tanpa undang-undang

2. Memerintah tanpa dewan legislatif

3. Memerintah tanpa kepastian hukum

4. Memerintah tanpa anggaran belanja yang pasti

5. Memerintah tanpa dibatasai oleh kekuasaan apapun.

Raja Louis XIV terkenal dengan ucapannya “L’etat c’est moi” (negara adalah saya) yang merupakan suatu semboyan abadi yang melukiskan bagaimana seorang raja absolut paling berhasil dikawasan eropa pada masa itu.

Masyarakat kota merupakan penentang utama terhadap sikap dan pemerintahan Raja Louis XIV.

Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Menjunjung tinggi azas persamaan

2. Menjunjung tinggi kebebasan

3. Penggunaan akal fikiran yang sehat dan serba perhitungan

4. Kehidupan warga masyarakat kota yang bersifat liberalisme.

Akhirnya, Amerika Serikat berhasil memperoleh kemerdekaannya tanggal 4 juli 1776, dimana dalam perang itu Perancis memberikan bantuan kepada Amerika. Bantuan itu berupa pasukan sukarelawan dibawah pimpinan Jendral Marquis de Lavayette, sehingga sekembalinya di Perancis Ia menyebarkan semangat dan cita-cita kemerdekaan, kebebasan dan persamaan.

Tokoh-tokoh pembaharuan  yang menentang kekuasaan absolutisme raja-raja Louis diantaranya :

1. John Locke (1632-1704) seorang filsuf  Inggris yang menganjurkan adanya undang-undang (konstitusi) dalam suatu kerajaan dan  berpendapat bahwa manusia memiliki hak-hak sejak lahir seperti hak kemerdekaan, hak memilih, hak untuk memiliki dan sebagainya.

2. Montesquieu (1689-1755) Seorang filsuf berkebangsaan Perancis dalam bukunya L’Esprit des Lois (1748) (The Spirit of The Law) menyatakan bahwa suatu negara yang ideal adalah yang kekuasaannya dibagi atas tiga kekuasaan yaitu:

–       Legislatif (pembuat Undang-Undang)

–        eksekutif (pelaksana Undang-Undang)

–       Yudikatif (mengadili setiap pelanggar undang-undang)

Ketiga hal diatas sering disebut dengan Trias Politica

3. Jean  jacques  Rousseau (1712-1778)

Seorang filsuf Perancis dalam bukunya yang berjudul Du Contract Social (Perjanjian Masyarakat), mengatakan bahwa manusia sejak lahir adalah sama dan merdeka. Oleh karena itu ian menganjurkan sistem pemerintahan demokrasi atau kedaulatan rakyat dengan semboyan ” dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”

c. Sebab-sebab Revolusi Perancis dan Perkembangannya

Sebab khusus terjadinya revolusi Perancis adalah karena masalah penghamburan uang negara yang dilakukan oleh permaisuri raja Louis XVI yakni Marie Antoinette beserta putri-putri istana lainnya. Klimak dari situasi tersebut adalah serangan terhadap penjara Bastille tanggal 14 juli 1789. Penjara ini merupakan lambang kekuasaan dan kesewenangan raja-raja Louis.

Semboyan revolusi perancis adalah Liberte (liberty = kebebasan), Egalite (Equality = persamaan), Fraternite (Fraternity = persaudaraan). Lagu kebangsaan perancis adalah La marseillaise dan tanggal 14 juli diperingati sebagai hari nasional Perancis.

Kerajaan Perancis diubah menjadi sebuah republik dan diperintah oleh pemerintahan Terror atau Reign of Terror (suatu sistem pemerintahan dengan cara-cara diktator).

Pada tahun 1795. Untuk menggantikan sistem pemerintahan Terror itu dibentuk sistem pemerintahan Directorie (1795-1799), tetapi tidak berhasil mengatasi kekacauan-kekacauan yang terjadi di Perancis.

Keadaan seperti ini memberikan kepada seorang Jenderal muda yang bernama Napoleon Bonaparte untuk menyelamatkan negara Perancis dari kekacauan pergolakan dan peperangan. Keberhasilan ini membawa namanya terkenal dan mendapat kepercayaan dari rakyat Perancis untuk menjadi pemimpin, sehingga rakyat Perancis mengangkatnya menjadi seorang konsul pada Republik Perancis pada tahun 1799.

d. Akibat  Revolusi Perancis

Bidang Ekonomi

–       timbulnya  industri-industri di Eropa

–       kehidupan perdagangan beralih dari pantai ke pedalaman

–       Inggris Kehilangan pasar di Eropa, karena Perancis menjalankan politik kontinental

PERKEMBANGAN KEKUASAAN BANGSA EROPA

 a. Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia

Untuk dapat menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia Selatan bangsa Portugis melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Memperluas kekuasaannya ke arah barat dengan menghancurkan armada laut Turki, sehingga bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia dengan Eropa. Bahkan bangsa Portugis dapat memaksa para pedagang untuk berlayar dari bandar perdagangan Goa (India) menuju ke Afrika Selatan dan selanjutnya sampai di bandar Lisboa, yaitu pusat perdagangan di Eropa dan ibu kota Portugis.

2) Memperluas kekuasaannya ke arah timur dengan menguasai Malaka, sehingga dapat menghentikan dan menguasai aktivitas perdagangan langsung yang dilakukan oleh pedagang-pedagang Cina, India maupun Indonesia.

Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Sejak peristiwa itu, kekuasaan Kerajaan Malaka jatuh ke tangan bangsa Portugis. Tindakan-tindakan bangsa Portugis yang semakin sewenang-wenang dan bertindak kejam terhadap rakyat dapat menimbulkan terjadinya pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan ini semakin memuncak setelah bangsa Portugis membunuh Sultan Hairun dari kerajaan Ternate. Rakyat Ternate angkat senjata di bawah pimpinan putranya yang bernama Baab Ullah dan akhirnya tahun 1575 bangsa Portugis terusir dari daerah Maluku.

Zaman kekuasaan kolonial Portugis yang berlangsung dari tahun 1511 sampai tahun 1641 di wilayah Indonesia meninggalkan bekas-bekasnya di dalam kebudayaan Indonesia.

b. Kekuasaan VOC (Kompeni Belanda) di Indonesia

Pada tahun 1602 pedagang-pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah Van Oldenbarneveldt. VOC diberi hak istimewa, sehingga menjadi sebuah badan yang berdaulat. Hak istimewa itu di antaranya:

1. hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika,

2. hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng-benteng dan menjajah,

3. hak untuk mengangkat pegawai-pegawainya,

4. hak untuk memberi pengadilan,

5. hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.

Sebaliknya VOC mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Pemerintah Belanda, yaitu:

1. bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan),

2. pada waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.

Pada tahun 1618 Jan Pieterzoon Coen dengan izin dari Pangeran Jayakarta mendirikan sebuah benteng di kota Jayakarta. Ketika terjadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta yang dibantu oleh Sultan Banten dengan orang-orang Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen, maka Belanda membakar kota Jayakarta. Namun pada tahun 1619, Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru di atas kota yang dibakar tersebut dengan nama kota Batavia. Selanjutnya Jan Pieterzoon Coen menjadikan kota Batavia sebagai pusat perdagangan dan pusat kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia. Dalam menghadapi kerajaan-kerajaan Indonesia, Belanda melancarkan politik adu domba (devide et impera).

 c. Indonesia di bawah Pemerintahan Kerajaan Belanda

Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yang sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh:

1. persaingan dagang dari bnagsa Perancis dan Inggris,

2. penduduk Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli barang-barang yang dijual oleh VOC,

3. perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC,

4. pegawai-pegawai VOC banyak melakukan korupsi dan kecurangan-kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya terlalu kecil,

5.VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untu memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.

Maka pada tahun 1799, VOC akhirnya dibubarkan. Pada tahun 1807, Republik Bataafsche dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan diganti bentuknya menjadi Kerajaan Holland di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte (adik dari Kaisar Napoleon).

d. Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)

Pada tahun 1808, Herman Willem Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Dalam upaya tersebut, perhatian Daendels hanyalah terhadap pertahanan dan ketentaraan.

Untuk memperkuat angkatan perangnya, Daendels melatih orang-orang Indonesia, karena tidak mungkin ia menambah tentaranya dari orang-orang belanda yang didatangkan dari negeri belanda. Pembangunan angkatan perangnya ini dilengkapi dengan pendirian tangsi-tangsi atau benteng-benteng, pabrik mesiu dan juga rumah sakit tentara.

Di samping itu, atas dasar pertimbangan pertahanan, Daendels memerintahkan pembuatan jalan pos dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan di Jawa Timur. Pembuatan jalan ini menggunakan tenaga rakyat dengan sistem kerja paksa atau kerja rodi, hingga selesainya pembuatan jalan itu. Untuk orang Belanda, pekerjaan menyelesaikan pembuatan jalan pos ini merupakan keberhasilan yang gemilang, tetapi lain halnya dengan bangsa Indonesia, di mana setiap jengkal jalan itu merupakan peringatan terhadap rintihan dan jeritan jiwa orang yang mati dalam pembuatan jalan tersebut.

Setelah pembuatan jalan selesai, Daendels memerintahkan pembuatan perahu-perahu kecil, karena perahu-perahu perang Belanda tidak mungkin dikirim dari negeri Belanda ke Indonesia. Selanjutnya pembuatan pelabuhan-pelabuhan tempat bersandarnya perahu-perahu perang itu, Daendels merencanakan di daerah Banten Selatan. Pembuatan pelabuhan itu telah memakan ribuan korban jiwa orang Indonesia di Banten akibat dari penyakit malaria yang menyerang para pekerja paksa. Akhirnya pembuatan pelabuhan itu tidak selesai. Walaupun Daendels bersikeras untuk tetap menyelesaikannya, tetapi Sultan Banten menentangnya. Daendels menganggap jiwa rakyat Banten tidak ada harganya, sehingga hal ini mengakibatkan pecahnya perang antara Daendels dengan Kerajaan Banten.

Di samping itu, pembuatan pelabuhan di Merak juga mengalami kegagalan dan hanya usaha untuk memperluas pelabuhan di Surabaya yang cukup memuaskan.

Pada tahun 1810 Kerajaan Belanda di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte. Negeri Belanda dijadikan wilayah kekuasaan Perancis. Dengan demikian, wilayah jajahannya di Indonesia secara otomatis menjadi wilayah jajahan Perancis. Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otokratis (otoriter), maka pada tahun 1811 ia dipanggil kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens.

e. Kekuasaan Inggris di Indonesia

Pada tahun 1811, tentara Inggris mengadakan serangan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Sejak tahun 1811 itu juga wilayah Indonesia menjadi daerah jajahan East Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta, yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah Indonesia Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.

Dengan bantuan orang-orang Indonesia yang pandai dan beberapa orang Belanda, Raffles berhasil mengetahui sejarah, kebudayaan, kesenian dan kesusasteraan Jawa. Buah karya Thomas Stamfor Raffles adalah sebuah buku yang berisikan sejarah Jawa yang berjudul History of Java.

Setelah Napoleon Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris.

 f. Pemerintahan Kolonial Belanda

Setelah dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814), daerah Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu, dikirim komisi jenderal yang terdiri dari Van der Capellen, Elout, dan Buyskes (1816).

Tugas komisi jenderal itu sangat berat, yaitu memperbaiki sistem pemerintahan dan perekonomian. Perbaikan ekonomi ini bertujuan agar dapat mengembalikan utang-utang Belanda yang cukup besar akibat perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi Napoleon maupun perang-perang yang dilakukan dalam menghadapi kerajaan-kerajaan Indonesia.

Untuk menghadapi pertentangan yang kuat dari bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang kolonial dan politik devide et impera yaitu memecah belah bangsa Indonesia. Sehingga terjadinya permusuhan antara kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.

. Kekuasaan Bangsa  Jerman

Sekalipun Jerman sering dijuluki “negara imperialis yang kesiangan”, namun ia dapat menguasai beberapa daerah jajahan antara lain:

(1)  Togo

(2)   Kamerun

(3)   Afrika Barat Daya

(4)  Nigeria